Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Hiperbillirubinemia pada Bayi Baru Lahir di RSUD Raden Mattaher Jambi Tahun 2020
Abstract
Hiperbillirubin pada bayi baru lahir terjadi pada 25-50% neonatus cukup bulan dan lebih tinggi lagi pada neonatus kurang bulan. Data yang diperoleh dari RSUD Raden Mattaher Jambi pada tahun 2020 sebanyak 22 kasus, tahun 2019 sebanyak 15 kasus dan tahun 2018 sebanyak 18 kasus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian hiperbillirubinemia di RSUD Raden Mattaher Jambi tahun 2020.
Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan rancangan case control. Penelitian ini dilakukan di RSUD Raden Mattaher Jambi pada bulan September-October 2020. Populasi penelitian terbagi menjadi dua yaitu populasi kasus adalah bayi baru lahir dengan kejadian hiperbillirubinemia tahun 2020 sebanyak 44 bayi dan populasi kontrol adalah bayi baru lahir normal pada tahun 2020 sebanyak 973 bayi. Sampel dalam penelitian ini terbagi menjadi dua yaitu sampel kasus sebanyak 44 bayi yang diambil dengan teknik total sampling dan sampel kontrol sebanyak 44 bayi yang diambil dengan rasio 1:1 dengan teknik simple random sampling. Data yang diperoleh menggunakan lembar ceklis. Analisa data dalam penelitian ini secara univariat dan bivariat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kelompok kasus, sebagian besar responden memiliki KGD normal sebanyak 26 responden (59,1%), menggunakan infus oksitosin sebanyak 49 responden (68,2%) dan BBLR sebanyak 30 responden (68,2%). Sedangkan pada kelompok kontrol, sebagian besar responden memiliki KGD normal sebanyak 23 responden (52,3%), tidak menggunakan infus oksitosin sebanyak 25 responden (56,8%) dan tidak BBLR sebanyak 28 responden (63,6%). Ada hubungan antara hipoglikemia (p=0,032) dan BBLR (p=0,006) dengan dengan kejadian hiperbillirubinemia pada bayi baru lahir dengan p value < 0,05. Tidak ada hubungan antara hipoglikemia dengan kejadian hiperbillirubinemia pada bayi baru lahir dengan p value 0,668 > 0,05.
Diharapkan hasil penelitian ini dapat meningkatkan pelayanan kesehatan kepada tenaga medis dan ibu bersalin yang meliputi keadaan ibu dan menganjurkan ibu untuk melakukan pemeriksaan kadar gula, serta meminimalkan penggunaan oksitosin pada saat bersalin serta menyarankan untuk mencukupi asupan gizi selama hamil.