HUBUNGAN BERAT BADAN SAAT LAHIR DENGAN KEJADIAN STUNTING DI PUSKESMAS PAYUNGREJO, LAMPUNG TENGAH TAHUN 2022

  • Zenni Puspitarini Program Studi D3 Keperawatan, Poltekkes Tanjungkarang
  • RIska Nur Suci Ayu Program Studi Gizi Kesehatan, Poltekkes Tanjungkarang
  • Monica Dara Delia Suja Program Studi Kebidanan, Poltekkes Tanjungkarang
Keywords: berat bayi lahir rendah, stunting

Abstract

Bayi dengan berat lahir rendah (BBLR) berisiko tinggi mengalami stunting dan pertumbuhan
linear yang buruk. Lima tahun pertama kehidupan adalah periode emas untuk
perkembangan kognitif dan fisik; pertumbuhan dan perkembangan pada usia ini akan
memberikan landasan bagi perkembangan selanjutnya. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui hubungan antara berat badan bayi saat lahir dengan kejadian stunting di
Puskesmas Payungrejo tahun 2022. Penelitian ini menggunakan pendekatan cross
sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah balita berada di wilayah Puskesmas
Payungrejo. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah balita yang berusia 1 bulan
sampai 59 bulan yang hadir pada saat Posyandu di wilayah Puskesmas Payung Rejo,
sebanyak 57 balita. Penelitian ini dilakukan pada Bulan Agustus – September 2022.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa kuesioner yang diajukan
kepada Ibu balita. Analisis data bivariat menggunakan uji Spearman rank. Hasil dari
penelitian ini adalah jumlah balita yang berusia 1-23 bulan sebanyak 35 balita (61,4%),
balita yang memiliki berat badan rendah saat lahir sebanyak 5 balita (19,4% dan balita yang
mengalami stunting sebnayak 9 balita (15,8%). Hasil statistic menunjukkan p-value 0,009
(p<0,05) yang berarti terdapat hubungan yang signifikan antara berat badan saat lahir
dengan kejadian stunting.

Published
2022-11-15